Tuhanku, izinkan aku menuliskan beberapa kata yang
ada di dalam hatiku. Rintihan yang selama ini aku tahan dan tak ada satupun
orang tahu kecuali hanya Engkau Tuhanku.
Tuhanku, izinkan aku meneteskan air mataku. Izinkan
aku menangis di hadapanMu. Ingin kuluapkan semua yang selama ini menyesakkan
dadaku Tuhanku. Entah, akupun tak tahu lagi siapa yang kini bisa mengerti apa
yang sedang aku rasakan.
Aku ingin jujur padaMu,
Hati ini merasa sepi Tuhan, sejak kau beritahu aku
bahwa yang biasa menghiasi hati ini telah termiliki oleh hati lain. Hati yang
tentunya memiliki banyak kelebihan dibandingkan hatiku yang begitu rapuh ini.
Ketika berada di hadapan orang banyak memang tak pernah lagi kutampakkan
kesedihan itu. Karena aku tahu, mereka yang ada di luar sana tak akan pernah
mengerti apa yang aku rasakan ini. Untuk kesekian kalinya aku menangis.
Menangisi orang yang tak pernah mengerti rasanya hatinya tersayat karena
kenyataan itu. Aku kira aku takkan lagi menitikkan air mata karena hal itu. Dan
ternyata hal itu terjadi lagi. Ada sedikit rasa trauma di hati ini Tuhan.
Aku takut untuk merasakan cinta lagi. Meskipun aku
mulai merasakannya lagi, tapi entah kenapa hati ini selalu berusaha menolak
perasaan itu. Aku masih takut merasakan sakit yang disebabkan oleh cinta itu.
Dan kalau boleh aku jujur, aku masih memiliki perasaan
kepada dia yang sudah termiliki oleh hati yang lain itu Tuhan. Berat untukku
menghapus semua tentang dia. Engkau tahu Tuhan, dia kado terindah untukku. Tapi
dia juga menjadi kado terburuk dalam hidupku. Air mataku banyak mengalir
untuknya, kepadaMu Tuhan aku menangis.
Awalnya aku mulai berhasil menghapus dia dari dalam
hatiku Tuhan, karena semua tentang dia sudah tak ada dalam catatanku. Bahkan
dengan kehadiran seorang teman yang begitu membuat aku bahagia, akupun sudah
benar-benar menghilangkan semua yang berhubungan dengan dia. Akan tetapi, saat
aku membuka kembali folder yang dulunya tempatku menyimpan semua tentang dia,
kenapa aku menemukannya lagi? Bukankah waktu itu aku telah menghapusnya? Dan
saat aku lihat lagi, memang sudah tidak ada lagi. Ketika aku melihatnya lagi,
akupun merasakan hal itu lagi.
Ingin sekali aku mengatakan semua itu kepadanya,
berdiri di hadapannya dan mengatakan semua yang selama ini membuatku tak pernah
bisa hidup tenang. Bahkan aku ingin menunjukkan semua rasa sakit yang selama
ini aku rasakan ketika harus memendam bahkan membuang jauh-jauh perasaan yang tak pernah mau untuk
dibuang. Sekali saja aku ingin menatap matanya. Aku ingin mancari apakah ada
aku di dalam hatinya. Tapi seumur hidupku takkan pernah bisa kulakukan semua
itu. Bukan karena aku tak memiliki keberanian, akan tetapi telah kuserahkan
semua padaMu Tuhanku. Engkau pasti telah menyiapkan hal yang indah untukku.
Dengan perginya dia dari hatiku, aku yakin akan ada kebahagiaan yang sedang
menantiku. Seseorang yang nantinya akan menghiasi hidupku dengan senyum yang
dimilikinya. Dengan semua kata cinta yang ada karena kasih sayang yang telah
kau berikan pada kami. Dan jika saat itu telah tiba, rinduku akan kucurahkan
padanya Tuhan. Dan tolong katakan padanya, dalam kesunyian hati ini aku selalu
menunggu kehadirannya.
Tuhan, aku ingin bertanya padaMu,
Pesona apa yang dimilikinya? Sehingga aku begitu
tak berdaya untuk berpaling dan membuka hatiku untuk orang yang mau mencintaiku
setulus hatinya. Ada apa denganku Tuhan? Aku rasa, ada yang salah dengan
diriku, aku begitu mudah jatuh cinta. Akan tetapi, mengapa saat aku bertemu
dengan seseorang seperti dia hatiku susah untuk berpaling pada yang lain.
Hatiku selalu berkata, “mereka bukan seperti dia syima”. Memangnya dia seperti
apa? Bukankah dia manusia biasa juga? Dia juga bukan seorang malaikat yang
datang dengan membawa sejuta cahaya? Dia juga bukan seorang yusuf yang
mampu memikat setiap wanita yang
memandangnya?
Jika memang dia yusuf Tuhan, aku tak ingin menjadi
seorang zulaikha yang melupakan harga dirinya sebagai seorang wanita dengan
merayu agar yusuf mau menjadi miliknya. Aku hanya ingin menjadi seorang seperti
fatimah az zahra yang memendam semua perasaannya kepada Ali. Dan Engkau juga
yang menyatukan mereka dalam sebuah ikatan yang indah..
0 komentar:
Posting Komentar