Rss Feed

Rintihan Hati


Tuhanku, izinkan aku menuliskan beberapa kata yang ada di dalam hatiku. Rintihan yang selama ini aku tahan dan tak ada satupun orang tahu kecuali hanya Engkau Tuhanku.
Tuhanku, izinkan aku meneteskan air mataku. Izinkan aku menangis di hadapanMu. Ingin kuluapkan semua yang selama ini menyesakkan dadaku Tuhanku. Entah, akupun tak tahu lagi siapa yang kini bisa mengerti apa yang sedang aku rasakan.

Aku ingin jujur padaMu,
Hati ini merasa sepi Tuhan, sejak kau beritahu aku bahwa yang biasa menghiasi hati ini telah termiliki oleh hati lain. Hati yang tentunya memiliki banyak kelebihan dibandingkan hatiku yang begitu rapuh ini. Ketika berada di hadapan orang banyak memang tak pernah lagi kutampakkan kesedihan itu. Karena aku tahu, mereka yang ada di luar sana tak akan pernah mengerti apa yang aku rasakan ini. Untuk kesekian kalinya aku menangis. Menangisi orang yang tak pernah mengerti rasanya hatinya tersayat karena kenyataan itu. Aku kira aku takkan lagi menitikkan air mata karena hal itu. Dan ternyata hal itu terjadi lagi. Ada sedikit rasa trauma di hati ini Tuhan.

Aku takut untuk merasakan cinta lagi. Meskipun aku mulai merasakannya lagi, tapi entah kenapa hati ini selalu berusaha menolak perasaan itu. Aku masih takut merasakan sakit yang disebabkan oleh cinta itu. Dan kalau boleh aku jujur, aku masih memiliki perasaan kepada dia yang sudah termiliki oleh hati yang lain itu Tuhan. Berat untukku menghapus semua tentang dia. Engkau tahu Tuhan, dia kado terindah untukku. Tapi dia juga menjadi kado terburuk dalam hidupku. Air mataku banyak mengalir untuknya, kepadaMu Tuhan aku menangis.

Awalnya aku mulai berhasil menghapus dia dari dalam hatiku Tuhan, karena semua tentang dia sudah tak ada dalam catatanku. Bahkan dengan kehadiran seorang teman yang begitu membuat aku bahagia, akupun sudah benar-benar menghilangkan semua yang berhubungan dengan dia. Akan tetapi, saat aku membuka kembali folder yang dulunya tempatku menyimpan semua tentang dia, kenapa aku menemukannya lagi? Bukankah waktu itu aku telah menghapusnya? Dan saat aku lihat lagi, memang sudah tidak ada lagi. Ketika aku melihatnya lagi, akupun merasakan hal itu lagi.

Ingin sekali aku mengatakan semua itu kepadanya, berdiri di hadapannya dan mengatakan semua yang selama ini membuatku tak pernah bisa hidup tenang. Bahkan aku ingin menunjukkan semua rasa sakit yang selama ini aku rasakan ketika harus memendam bahkan membuang  jauh-jauh perasaan yang tak pernah mau untuk dibuang. Sekali saja aku ingin menatap matanya. Aku ingin mancari apakah ada aku di dalam hatinya. Tapi seumur hidupku takkan pernah bisa kulakukan semua itu. Bukan karena aku tak memiliki keberanian, akan tetapi telah kuserahkan semua padaMu Tuhanku. Engkau pasti telah menyiapkan hal yang indah untukku. Dengan perginya dia dari hatiku, aku yakin akan ada kebahagiaan yang sedang menantiku. Seseorang yang nantinya akan menghiasi hidupku dengan senyum yang dimilikinya. Dengan semua kata cinta yang ada karena kasih sayang yang telah kau berikan pada kami. Dan jika saat itu telah tiba, rinduku akan kucurahkan padanya Tuhan. Dan tolong katakan padanya, dalam kesunyian hati ini aku selalu menunggu kehadirannya.

Tuhan, aku ingin bertanya padaMu,
Pesona apa yang dimilikinya? Sehingga aku begitu tak berdaya untuk berpaling dan membuka hatiku untuk orang yang mau mencintaiku setulus hatinya. Ada apa denganku Tuhan? Aku rasa, ada yang salah dengan diriku, aku begitu mudah jatuh cinta. Akan tetapi, mengapa saat aku bertemu dengan seseorang seperti dia hatiku susah untuk berpaling pada yang lain. Hatiku selalu berkata, “mereka bukan seperti dia syima”. Memangnya dia seperti apa? Bukankah dia manusia biasa juga? Dia juga bukan seorang malaikat yang datang dengan membawa sejuta cahaya? Dia juga bukan seorang yusuf yang mampu  memikat setiap wanita yang memandangnya?


Jika memang dia yusuf Tuhan, aku tak ingin menjadi seorang zulaikha yang melupakan harga dirinya sebagai seorang wanita dengan merayu agar yusuf mau menjadi miliknya. Aku hanya ingin menjadi seorang seperti fatimah az zahra yang memendam semua perasaannya kepada Ali. Dan Engkau juga yang menyatukan mereka dalam sebuah ikatan yang indah..

0 komentar: